headline photo

[TIPS] Merawat Battery Rechargeable

Berikut munggkin bermaanfaat bagi Reader sekalian, 

tips ini aku dapet sewaktu lagi hobi main Tamya he eh... maklum punya batre segudang rusak nya banyak amit, mana batre nya mahal banget buat kantong anak sekolahan dulu .. hehe..

di post ini saya akan menerangkan sedikit mengenai Battery Rechargeable


PENGERTIAN 
Rechargeable Battery (NiCd, NiMH, LiIon) mempunyai sifat Memory Effect.Memory Effect yaitu sifat battery yang “mengingat” kondisi terakhir di-charge sebagai kondisi minimum baru-nya. Jadi misalnya sebuah battery dengan kapasitas 1000 mAH telah di isi penuh, kemudian dipakai sampai muatannya misalnya tinggal 50 mAH, di pesawat (Ponsel atau HT) telah mengindikasikan Battery Low. Bila langsung di-charge ulang, maka akan terjadi memory effect yaitu kondisi 50 mAH ini menjadi kondisi minimum (sebagai titik 0 mAH baru) battery tersebut, jadi battery hanya bisa diisi sebanyak 950 mAH.Bila pesawat dipakai lagi sampai sisa 50 mAH lagi lalu di charge lagi maka titik yang seharusnya 100 mAH menjadi titik 0 mAH baru battery tersebut, jadi kapasitas pengisian hanya bisa sampai 900 mAH.Begitu seterusnya, lama-lama kapasitas battery menjadi sedikit sekali sehingga kadang-kadang sekali pemakian pesawat langsung Battery Low.


ILUSTRASI

Anggap kita punya drum yang kita isi CAIRAN FIKTIF yang permukaannya bisa mengeras bila ditekan dari atas secara mendadak. Sementara untuk mengeluarkan cairan hanya bisa dari atas.Mula-mula kita bisa isi drum 100 liter cairan, waktu kita keluarkan tidak sampai habis, sisa 5 liter,Kemudian kita isi lagi dengan menuang dari atas, karena mengalami tekanan mendadak terjadilah pengerasan pada permukaan yang 5 liter tadi, akibatnya cairan yang effektif bermanfaat untuk di keluarkan tinggal 95 liter..begitu seterusnya. Karena berulang-ulang terjadi pengerasan permukaan cairan setiap pengisian, lama-lama cairan yang bisa di isi tinggal sedikit.

KENAPA BATTERY CEPAT RUSAK ?

Pada waktu pengisian battery terjadi arus masuk (arus forward) sedangkan pada waktu pemakaian terjadi arus keluar (reverse).
Bila battery masih kosong dan arus forward diberikan, apa yang terjadi di dalam battery adalah reaksi kimia dari molekul-molekul battery, untuk menyederhanakan sebut saja dari zat A (kosong) menjadi zat B (bermuatan). [Disederhanakan karena tiap jenis battery mengalami reaksi kimia yang berbeda sehingga sulit diterangkan satu persatu, yang penting kita tahu prinsipnya].
Pada waktu pemakian/pengosongan ada arus reverse, yang terjadi adalah proses kimia dari zat B menjadi zat A kembali.
Bila pemakaian tidak benar-benar sampai habis, apa yang terjadi adalah masih tersisanya molekul-molekul zat B dalam battery tersebut.
Apa yang terjadi pada molekul zat B bila diberikan arus forward lagi? Dia akan membentuk zat yang bersifat isolasi sehingga “tahanan dalam” cel naik, molekul ini kita sebut sebagai zat C.
Zat C ini bersifat isolatif jadi sukar terpengaruh bila ada arus forward atau reverse yang biasa (kecil), akibat nya lama kelamaan jumlah molekul zat A atau B menurun karena telah berubah menjadi zat C ini.
Lama-lama cel battery menjadi isolator jadi seolah-olah putus. [Pada jenis battery Lithium Ion diyakini zat C yang berisfat isolasi ini tidak terbentuk, padahal sebenarnya terbentuk juga hanya jumlahnya lebih sedikit dari jenis battery yang lain, sehingga pengaruh buruknya lebih lama].
Kenapa Battery-baru waktu chargingnya lama, battery jelek chargingnya cepat tapi cepat habis kalau dipakai?
Charger sekarang biasanya sudah dibuat otomatis, bila sudah “Penuh” charging berhenti sendiri.
Kondisi Penuh ini dipantau melalui arus yang mengalir, bila battery masih kosong, arus yang mengalir cukup besar, bila dia sudah penuh arusnya mengecil. Charger mendeteksi bila arusnya cukup kecil dia memutus hubungan ke Battery, dianggap sudah penuh. Ini demi keamanan battery itu sendiri karena kalau terlalu lama di-charge gejalanya menjadi seperti diatas pula, yaitu bila semua molekul telah berubah menjadi zat B tapi masih di charge, akibatnya akan terbentuk zat C pula. 
Bila telah terbentuk banyak zat C dalam battery akibatnya sifat konduksi menjadi turun karena sifat zat C adalah isolasi, dengan lain perkataan “tahanan dalam” dari battery tersebut menjadi tinggi (battery bagus tahanan dalamnya kecil, idealnya = 0 Ohm). Akibatnya bila di hubungkan ke charger arus yang mengalir kecil, nah inilah yang menipu charger, disangka sudah penuh maka dia buru-buru berhenti charge. Disamping itu jumlah zat A yang dirubah menjadi zat B pun memang sudah tinggal sedikit. Karena muatan yang tersimpan sedikit, bila digunakan pasti cepat habis.


CARA MERAWAT BATTERY 



  • Pada saat battery baru, biasanya dia sudah mengandung muatan sedikit sehingga bisa dipakai untuk menyalakan pesawat walau sebentar. Jangan langsung di charge!, tapi kosongkan dahulu dengan jalan menggunakan pesawat lalu dilanjutkan menggunakan R(esistor): 5 Ohm/5W atau gunakan lampu rem mobil 25 W/12 V. Hubungkan ke dua kaki R pada ke dua kutub battery yang biasanya terhubung ke beban Ponsel/HT, jadi battery harus dilepaskan dari pesawat, bila dilihat ada 4 kutub, maka kutub-kutub yang di pinggir itulah yang dimaksud. Tujuannya agar semua molekul menjadi kosong muatannya. Lamanya waktu pengosongan relatif, tapi sebagai indikasinya biasanya R nya yang mula-mula panas lama kelamaan menjadi dingin. Baru setelah itu battery boleh di charge sampai penuh. (Nilai 5 Ohm ini cocok buat battery Ponsel/HT yang besarnya berkisar 3.6 V – 9.6 V. Bila tegangan battery lebih besar dari ini, nilai R nya bisa ditambahkan sedikit agar tidak terlampau panas.)




  • Selalu bila battery dipakai pesawat telah mencapai indikasi battery-low, lepaskan dari perangkat, lakukan pengosongan seperti butir no. 1 di atas, baru boleh di charge. Yang penting prinsipnya jangan mengisi battery kalau tidak benar-benar kosong dulu.




  • Jangan menggunakan/menyalakan pesawat sambil di charge batterynya, karena akan terjadi arus forward dan reverse bergantian pada battery yang tidak kosong, sehingga mudah terjadi memory effect. Selain itu bila pesawat nyala/dipakai arus yang ditarik dari charger cukup besar sehingga charger menduga battery belum penuh, akibatnya charger terus-menerus on walaupun sebenarnya battery-nya sudah penuh, akibatnya akan merusak battery tersebut.




  • Untuk charger yang tidak otomatis, misalnya charger battery satuan (@ 1,2 V) kita harus perhatikan peraturan waktu charging battery sesuai dengan kapasitas battery dan chargernya. Misalnya kapasitas battery 1500 mAH sedangkan arus charging-nya 100 mA, maka perlu (1500:100) = 15 jam lebih sedikit. Terlampau lama mininggalkan battery pada chargernya akan menimbulkan memory effect.




  • Jangan mengosongkan battery dengan cara menghubung singkat, karena arus besar sekali yang mengalir dalam battery bisa mengakibatkan ledakan, api dan putusnya jalur di dalam battery, apalagi kalau muatan battery sedang penuh. Kalau muatan battery hampir kosong di tandai dengan beban R yang telah dingin, ke dua kutub battery boleh bahkan di anjurkan untuk di hubung singkat, karena lebih membersihkan muatan yang tersisa.






  • Lets try and Keep ROck N Roll !!!


    0 komentar:

    Post a Comment